TAFSIRSURAT AL-FATIHAH,TAFSIR SURAT AL-FATIHAH AYAT 1, Akan tetapi, hadis ini tidak ada asalnya, dan aku (penulis: yakni Ibnu Katsir) belum pernah melihatnya dalam suatu kitab pun di antara kitab-kitab yang dapat dipegang, tidak pula pada yang lainnya. (Al-'Alaq: 1) Kedua pendapat tersebut benar, karena suatu fi'il pasti mempunyai
Tafsir Jalalain Surat Al Alaq – Dibawah ini anda dapat membaca tafsir jalalain surah al alaq dari ayat pertama hingga ayat terakhir yaitu ayat 19. Tafsir ibnu katsir surat al alaq belum dapat kami berikan karena belum mendapat sumber yang saja silahkan disimak dan jangan lupa untuk diamalkan yaa. Baca juga Surat Al Alaq Arab dan Latin dan Terjemah Indonesiaبِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ Ayat 1 اقْرَأْ Bacalah maksudnya mulailah membaca dan memulainya – بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ dengan menyebut nama Rabbmu yang menciptakan semua makhluk. Ayat 2 خَلَقَ الْإِنسَانَ Dia telah menciptakan manusia atau jenis manusia – مِنْ عَلَقٍdari alaq lafal Alaq bentuk jamak dari lafal Alaqah, artinya segumpal darah yang kental. Ayat 3 اقْرَأْ Bacalah lafal ayat ini mengukuhkan makna lafal pertama yang sama – وَرَبُّكَ الْأَكْرَمُ dan Rabbmulah Yang Paling Pemurah artinya tiada seorang pun yang dapat menandingi kemurahan-Nya. Lafal ayat ini sebagai Haal dari Dhamir yang terkandung di dalam lafal Iqra’. Ayat 4 الَّذِي عَلَّمَ Yang mengajar manusia menulis – بِالْقَلَمِ dengan qalam orang pertama yang menulis dengan memakai qalam atau pena ialah Nabi Idris Ayat 5 عَلَّمَ الْإِنسَانَ Dia mengajarkan kepada manusia atau jenis manusia – مَا لَمْ يَعْلَمْ apa yang tidak diketahuinya yaitu sebelum Dia mengajarkan kepadanya hidayah, menulis dan berkreasi serta hal-hal lainnya. Ayat 6 كَلَّا Ketahuilah artinya memang benar – إِنَّ الْإِنسَانَ لَيَطْغَى sesungguhnya manusia benar-benar melampaui batas Ayat 7 أَن رَّآهُ karena dia melihat dirinya sendiri – اسْتَغْنَى serba cukup dengan harta benda yang dimilikinya; ayat ini diturunkan berkenaan dengan sikap Abu Jahal. Dan lafal Ra-aa tidak membutuhkan Maf’ul kedua; dan lafal An Ra-aahu berkedudukan sebagai Maf’ul Lah. Ayat 8 إِنَّ إِلَى رَبِّكَ Sesungguhnya hanya kepada Rabbmulah hai Manusia – الرُّجْعَى tempat kembali yakni kembali kalian nanti, karena itu Dia kelak akan memberi balasan kepada orang yang melampaui batas sesuai dengan dosa-dosa yang telah dilakukannya. Di dalam ungkapan ini terkandung ancaman dan peringatan buat orang yang berlaku melampaui batas. Ayat 9 أَرَأَيْتَ Bagaimana pendapatmu lafal Ara-ayta dan dua lafal lainnya yang sama nanti mengandung makna Ta’ajjub – الَّذِي يَنْهَى tentang orang yang melarang yang dimaksud adalah Abu Jahal. Ayat 10 عَبْداً Seorang hamba yang dimaksud adalah Nabi Muhammad saw. – إِذَا صَلَّى ketika dia mengerjakan salat. Ayat 11 أَرَأَيْتَ إِن كَانَ Bagaimana pendapatmu jika orang yang dilarang itu – عَلَى الْهُدَى berada di atas kebenaran Ayat 12 أَوْ Atau huruf Au di sini menunjukkan makna Taqsim – أَمَرَ بِالتَّقْوَىdia menyuruh bertakwa. Ayat 13 أَرَأَيْتَ إِن كَذَّبَ Bagaimana pendapatmu jika orang yang melarang itu mendustakannya yakni mendustakan Nabi saw. – وَتَوَلَّى dan berpaling dari iman? Ayat 14 أَلَمْ يَعْلَمْ بِأَنَّ اللَّهَ يَرَى Tidakkah dia mengetahui bahwa sesungguhnya Allah melihat apa yang dilakukannya itu; artinya Dia mengetahuinya, karena itu Dia kelak akan memberi balasan kepadanya dengan balasan yang setimpal. Maka sudah sepatutnya kamu hai orang yang diajak berbicara untuk merasa heran terhadap orang yang melarang itu, karena ia melarang Nabi melakukan salat, padahal orang yang dilarangnya itu berada dalam jalan hidayah dan memerintahkan untuk bertakwa. Yang amat mengherankan lagi ialah bahwa yang melarangnya itu mendustakannya dan berpaling dari iman. Ayat 15 كَلَّا Sekali-kali tidaklah demikian kalimat ini mengandung makna hardikan dan cegahan baginya – لَئِن sungguh jika huruf Lam di sini menunjukkan makna qasam atau sumpah – لَّمْ يَنتَهِ dia tidak berhenti dari kekafiran yang dilakukannya itu – لَنَسْفَعاً بِالنَّاصِيَةِ niscaya Kami akan tarik ubun-ubunnya atau Kami akan seret dia masuk neraka dengan cara ditarik ubun-ubunnya. Ayat 16 نَاصِيَةٍ Yaitu ubun-ubun lafal Naashiyatan adalah isim Nakirah yang berkedudukan menjadi Badal dari isim Ma’rifat yaitu lafal An-Naashiyah pada ayat sebelumnya – كَاذِبَةٍ خَاطِئَةٍ orang yang mendustakan lagi durhaka makna yang dimaksud adalah pelakunya; dia disifati demikian secara Majaz. Ayat 17 فَلْيَدْعُ نَادِيَه Maka biarlah dia memanggil golongannya yakni teman-teman senadinya; Nadi adalah sebuah majelis tempat mereka memusyawarahkan sesuatu perkara. Sesungguhnya orang yang melarang itu mengatakan kepada Nabi saw. sewaktu dia mencegahnya dari melakukan salat, “Sesungguhnya aku telah mengetahui bahwa tiada seseorang pun di Mekah ini yang lebih banyak teman senadinya daripada aku. Sesungguhnya jika kamu mau meninggalkan salat, aku benar-benar akan memberikan kepadamu, kuda-kuda yang tak berpelana dan laki-laki pelayan sepenuh lembah ini.” Ayat 18 سَنَدْعُ الزَّبَانِيَةَ Kelak Kami akan memanggil malaikat Zabaniyah mereka adalah malaikat-malaikat yang terkenal sangat bengis lagi kejam, untuk membinasakannya, sebagaimana yang telah disebutkan di dalam salah satu hadis, yaitu, “Seandainya dia benar-benar memanggil golongan senadinya, niscaya dia akan diazab oleh malaikat Zabaniyah secara terang-terangan.” Ayat 19 كَلَّا Sekali-kali tidaklah demikian kalimat ini mengandung hardikan dan cegahan baginya – لَا تُطِعْهُjanganlah kamu patuhi dia hai Muhammad untuk meninggalkan salat – وَاسْجُدْ dan sujudlah maksudnya salatlah demi karena Allah – وَاقْتَرِبْ dan mendekatlah kepada-Nya dengan melalui amal ketaatan. Itulah tafsir surah al alaq dari kitab jalalain untuk anda, semoga bermanfaat. Jangan lupa untuk share agar yang lain juga mendapat manfaatnya. Sumber
TerjemahSurat Al 'Alaq ayat 1-5 1. Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan, 2. Tafsir Ibnu Katsir Terjemah Indonesia Lengkap 30 Juz Tafsir Ibnu Katsir Jilid 1 (Al-Fatihah - Al-Baqarah) Tafsir Ibnu Katsir Jilid 1 Tafsir An Nisa Ayat 170-176.
Al-'Alaq 5 ~ Quran Terjemah Perkata dan Tafsir Bahasa Indonesia عَلَّمَ الْاِنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْۗ العلق ٥ ʿallamaعَلَّمَTaughtDia mengajarkanl-insānaٱلْإِنسَٰنَmanmanusiamāمَاwhatapalamلَمْnottidakyaʿlamيَعْلَمْhe knewdia ketahui Transliterasi Latin 'allamal-insāna mā lam ya'lam QS. 965 Arti / Terjemahan Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. QS. Al-'Alaq ayat 5 Tafsir Ringkas KemenagKementrian Agama RI Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya. Manusia adalah makhluk yang potensial untuk berkarya melalui ilmu pengetahuan yang diperolehnya dari Allah. Manusia belajar baik dari alam sekitar yang merupakan ciptaan-Nya maupun dari wahyu yang Allah sampaikan melalui para Lengkap KemenagKementrian Agama RI Di antara bentuk kepemurahan Allah adalah Ia mengajari manusia mampu menggunakan alat tulis. Mengajari di sini maksudnya memberinya kemampuan menggunakannya. Dengan kemampuan menggunakan alat tulis itu, manusia bisa menuliskan temuannya sehingga dapat dibaca oleh orang lain dan generasi berikutnya. Dengan dibaca oleh orang lain, maka ilmu itu dapat dikembangkan. Dengan demikian, manusia dapat mengetahui apa yang sebelumnya belum diketahuinya, artinya ilmu itu akan terus berkembang. Demikianlah besarnya fungsi al-JalalainJalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Suyuthi Dia mengajarkan kepada manusia atau jenis manusia apa yang tidak diketahuinya yaitu sebelum Dia mengajarkan kepadanya hidayah, menulis dan berkreasi serta hal-hal lainnya. Tafsir Ibnu KatsirIsmail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir Lihat tafsir ayat 1Tafsir Quraish ShihabMuhammad Quraish Shihab Yang mengajarkan manusia sesuatu yang tidak terdetik dalam hatinya.
Bacaayat Al-Quran, Tafsir, dan Konten Islami Bahasa Indonesia surat al an am ayat 59 36 dalil+kitab+taurat 37 dalil+kitab+Al quran 38 surat+al-baqarah+ayat+155-157 39 zina 40 al hijr 22 41 Al+anfal+ayat+82 42 Tafsir+ibnu+katsir+qs+almaidah+ayat+48 43 ar rahman 19 44 surat al lukman ayat 14 45 An-nur ayat 43 46 rayap 47 al an,am ayat
Allah Swt. menceritakan perihal manusia, bahwa manusia itu adalah makhluk yang mempunyai kesenangan, jahat, angkuh, dan melampaui batas apabila ia melihat dirinya telah berkecukupan dan banyak hartanya. Kemudian Allah mengancamnya dan memperingatkan kepadanya melalui firman berikutnya {إِنَّ إِلَى رَبِّكَ الرُّجْعَى} Sesungguhnya hanya kepada Tuhanmulah kembali mu. A1-'Alaq 8 Yakni hanya kepada Allah-lah kamu kembali dan berpulang, lalu Dia akan mengadakan perhitungan terhadap hartamu dari manakah kamu hasilkan dan ke manakah kamu belanjakan? Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Zaid ibnu Ismail As-Sa'ig, telah menceritakan kepada kami Ja'far ibnu Aim, telah menceritakan kepada kami Abu Umais, dari Aun yang telah mengatakan bahwa Abdullah ibnu Mas'ud pernah mengatakan bahwa ada dua orang yang haus dan tidak pernah merasa kenyang, yaitu orang yang berilmu dan orang yang memiliki harta; tetapi keduanya tidak sama. Adapun orang yang berilmu, maka bertambahlah rida Tuhan Yang Maha Pemurah kepadanya. Adapun orang yang berharta, maka dia makin tenggelam di dalam kesesatannya sikap melampaui batasnya. Kemudian Abdullah ibnu Mas'ud membacakan firman-Nya Sesungguhnya manusia benar-benar melampaui batas, karena dia melihat dirinya serba cukup. Al-'Alaq 6-7 Dan terhadap orang yang berilmu, Abdullah ibnu Mas'ud membacakan firman Allah Swt. Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya hanyalah ulama. Fathir 28 Hal yang semakna telah diriwayatkan pula secara marfu' sampai kepada Rasulullah Saw., yaitu مَنْهُومَانِ لَا يَشْبَعَانِ طَالِبُ عِلْمٍ وَطَالِبُ دُنْيَا» Ada dua macam orang yang rakus selalu tidak merasa kenyang, yaitu penuntut ilmu dan pemburu duniawi. Kemudian disebutkan dalam firman selanjutnya {أَرَأَيْتَ الَّذِي يَنْهَى عَبْدًا إِذَا صَلَّى} Bagaimana pendapatmu tentang orang yang melarang, seorang hamba ketika dia mengerjakan salat. Al-'Alaq 9-10 Bahwa ayat ini diturunkan berkenaan dengan sikap Abu Jahal laknatullah. Dia mengancam Nabi Saw. bila melakukan salat di Baitullah. Maka Allah Swt. pada mulanya menasihati Abu Jahal dengan cara yang terbaik, untuk itu Allah Swt. berfirman {أَرَأَيْتَ إِنْ كَانَ عَلَى الْهُدَى} Bagaimana pendapatmu jika orang yang dilarang itu berada di atas kebenaran. Al-'Alaq 11 Yakni bagaimanakah menurut pendapatmu jika orang yang kamu larang ini berada di jalan yang Iurus dalam sepak terjangnya. {أَمَرَ بِالتَّقْوَى} Atau dia menyuruh bertakwa kepada Allah? Al-'Alaq 12 melalui ucapannya, sedangkan engkau menghardiknya dan mengancamnya bila ia mengerjakan salatnya. Karena itulah disebutkan dalam firman berikutnya {أَلَمْ يَعْلَمْ بِأَنَّ اللَّهَ يَرَى} Tidakkah dia mengetahui bahwa sesungguhnya Allah melihat segala perbuatannya? Al-'Alaq 14 Artinya, tidakkah orang yang melarang orang yang mendapat petunjuk itu mengetahui bahwa Allah melihatnya dan mendengar pembicaraannya, dan kelak Dia akan membalas perbuatannya itu dengan balasan yang setimpal. Selanjutnya Allah Swt. memperingatkan dan mengancam dengan ancaman yang keras {كَلا لَئِنْ لَمْ يَنْتَهِ} Ketahuilah, sungguh jika dia tidak berhenti. Al-'Alaq 15 Yaitu tidak lagi menghentikan perbuatannya yang selalu bermusuhan dan ingkar. {لَنَسْفَعَنْ بِالنَّاصِيَةِ} niscaya Kami tarik ubun-ubunnya. Al-'Alaq 15 Yakni niscaya Kami benar-benar akan memberinya tanda hitam kelak di hari kiamat. Kemudian disebutkan dalam firman berikutnya {نَاصِيَةٍ كَاذِبَةٍ خَاطِئَةٍ} yaitu ubun-ubun orang yang mendustakan lagi durhaka. Al-'Alaq 16 Maksudnya, ubun-ubun Abu Jahal yang pendusta dalam ucapannya lagi durhaka dalam perbuatannya. {فَلْيَدْعُ نَادِيَهُ} Maka biarlah dia memanggil golongannya. Al-'Alaq 17 Yakni kaumnya dan kerabatnya, biarlah dia memanggil mereka untuk menolongnya. {سَنَدْعُ الزَّبَانِيَةَ} kelak Kami akan memanggil Malaikat Zabaniyah. Al-'Alaq 18 Mereka adalah malaikat juru siksa; sehingga dia mengetahui siapakah yang menang, apakah golongan Kami ataukah golongan dia? قَالَ الْبُخَارِيُّ حَدَّثَنَا يَحْيَى، حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ، عَنْ مَعْمَر، عَنْ عَبْدِ الْكَرِيمِ الجَزَري، عَنْ عِكْرِمَةَ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ أَبُو جَهْلٍ لَئِنْ رَأَيْتُ مُحَمَّدًا يُصَلِّي عِنْدَ الْكَعْبَةِ لَأَطَأَنَّ عَلَى عُنُقه. فبَلغَ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقَالَ "لَئِنْ فَعَلَهُ لَأَخَذَتْهُ الْمَلَائِكَةُ" Imam Bukhari mengatakan, telah menceritakan kepada kami Yahya, telah menceritakan kepada kami Abdur Razzaq, dari Ma'mar, dari Abdul Karim Al-Jazari, dari Ikrimah, dari Ibnu Abbas yang menceritakan bahwa Abu Jahal berkata, "Sesungguhnya jika aku melihat Muhammad sedang salat di dekat Ka'bah, aku benar-benar akan menginjak lehernya." Maka ancaman itu sampai kepada Nabi Saw., lalu beliau Saw. bersabda Sesungguhnya jika dia melakukan niatnya, benar-benar malaikat akan mengambilnya menghukumnya. Kemudian Imam Bukhari mengatakan bahwa periwayatan hadis ini diikuti oleh Amr ibnu Khalid, dari Ubaidillah ibnu Arar, dari Abdul Karim. Hal yang sama telah diriwayatkan oleh Imam Turmuzi dan Imam Nasai di dalam kitab tafsir masing-masing melalui jalur Abdur Razzaq dengan sanad yang sama. Hal yang sama telah diriwayatkan oleh Ibnu Jarir, dari Abu Kuraib, dari Zakaria ibnu Addi, dari Ubaidillah ibnu Amr dengan sanad yang sama. Imam Ahmad dan Imam Turmuzi serta Imam Nasai dan Ibnu Jarir telah meriwayatkannya yang hadis berikut berdasarkan lafaz yang ada pada Ibnu Jarir, melalui jalur Daud ibnu Abu Hindun, dari Ikrimah, dari Ibnu Abbas yang mengatakan bahwa dahulu Rasulullah Saw. sering melakukan salat di dekat maqam Ibrahim. Maka lewatlah kepadanya Abu Jahal ibnu Hisyam, lalu berkata, "Hai Muhammad, dengan apakah engkau mengancamku? Ketahuilah, demi Allah, sesungguhnya aku adalah penduduk lembah ini yang paling banyak pendukungnya." Maka Allah Swt. menurunkan firman-Nya Maka biarlah dia memanggil golongannya untuk menolongnya, kelak Kami akan memanggil Malaikat Zabaniyah. Al-'Alaq 17-18 Ibnu Abbas mengatakan bahwa seandainya Abu Jahal memanggil golongannya para pendukungnya, niscaya saat itu juga malaikat azab akan mengambilnya. Imam Turmuzi mengatakan bahwa hadis ini kalau tidak hasan, sahih. قَالَ الْإِمَامُ أَحْمَدُ أَيْضًا حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ بْنُ زَيْدٍ أَبُو يَزِيدَ، حَدَّثَنَا فُرَات، عَنْ عَبْدِ الْكَرِيمِ، عَنْ عِكْرِمَةَ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ قَالَ أَبُو جَهْلٍ لَئِنْ رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ يُصَلِّي عِنْدَ الْكَعْبَةِ لَآتِيَنَّهُ حَتَّى أَطَأَ عَلَى عُنُقِهِ. قَالَ فَقَالَ "لَوْ فَعَلَ لَأَخَذَتْهُ الْمَلَائِكَةُ عِيَانًا، وَلَوْ أَنَّ الْيَهُودَ تَمَنَّوا الْمَوْتَ لَمَاتُوا وَرَأَوْا مَقَاعِدَهُمْ مِنَ النَّارِ، وَلَوْ خَرَجَ الَّذِينَ يُبَاهلون رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَرَجَعُوا لَا يَجِدُونَ مَالًا وَلَا أَهْلًا" Imam Ahmad mengatakan pula, telah menceritakan kepada kami Ismail ibnu Yazid alias Abu Yazid, telah menceritakan kepada kami Furat, dari Abdul Karim, dari Ikrimah, dari Ibnu Abbas yang mengatakan bahwa Abu Jahal pernah berkata, "Sesungguhnya jika aku melihat Rasulullah sedang mengerjakan salat di dekat Ka'bah, benar-benar aku akan menginjak lehernya saat ia sujud." Ibnu Abbas melanjutkan kisahnya, bahwa lalu Nabi Saw. bersabda Seandainya dia melakukan niatnya itu, niscaya malaikat akan mengambilnya secara terang-terangan. Dan seandainya orang-orang Yahudi mengharapkan mati, niscaya mereka benar-benar mati dan akan melihat tempat kedudukan mereka di dalam neraka. Dan seandainya orang-orang yang bermubahalah dengan Rasulullah Saw. keluar untuk melakukannya, niscaya saat mereka pulang ke rumahnya, mereka tidak akan menjumpai harta dan juga keluarga mereka. Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ibnu Humaid, telah menceritakan kepada kami Yahya ibnu Wadih, telah menceritakan kepada kami Yunus ibnu Abu Ishaq, dari Al-Walid ibnul Aizar, dari Ibnu Abbas yang mengatakan bahwa Abu Jahal pernah mengatakan bahwa sesungguhnya jika Muhammad kembali ke maqam Ibrahim untuk melakukan salat, aku benar-benar akan membunuhnya. Maka Allah menurunkan firman-Nya Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu Yang Menciptakan. Al-'Alaq 1 Sampai dengan firman-Nya niscaya Kami tarik ubun-nbunnya, yaitu ubun-ubun orang yang mendustakan lagi durhaka. Maka biarlah dia memanggil golongannya untuk menolongnya, kelak Kami akan memanggil MalaikatZabaniyah. Al-'Alaq 15-18 Maka Nabi Saw. Datang dan melakukan salatnya. Lalu dikatakan kepada Abu Jahal, "Mengapa engkau mengurungkan niatmu dan tidak melakukannya?" Abu Jahal menjawab, "Sesungguhnya ada bala tentara yang banyak sekali yang menghalang-halangi antara aku dengan dia." Ibnu Abbas mengatakan bahwa demi Allah, seandainya Abu Jahal bergerak, benar-benar malaikat akan mengambilnya dengan terang-terangan, sedangkan orang-orang Jarir mengatakan pula bahwa telah menceritakan kepada kami Ibnu Abdul A'la, telah menceritakan kepada kami Al-Mu'tamir, dari ayahnya, telah menceritakan kepada kami Na'im ibnu Abu Hindun, dari Abu Hazim, dari Abu Hurairah yang mengatakan bahwa Abu Jahal pernah berkata, "Maukah kalian melihat wajah Muhammad ditaburi dengan debu di hadapan kalian?" Mereka menjawab, "Ya." Abu Hurairah melanjutkan, bahwa lalu Abu Jahal mengatakan, "Demi Lata dan 'Uzza, sesungguhnya jika aku melihat Muhammad sedang salat seperti ini sujud, aku benar-benar akan menginjak lehernya dan benar-benar akan menaburkan debu ke mukanya." Maka datanglah Abu Jahal kepada Rasulullah Saw. yang sedang mengerjakan salat dengan maksud akan menginjak lehernya. Abu Hurairah melanjutkan kisahnya, bahwa maka tiada yang mengejutkan mereka yang menyaksikan Abu Jahal melainkan karena mereka melihat Abu Jahal surut mundur ke belakang dan melindungi wajahnya dengan kedua tangannya. Ketika ditanyakan kepadanya, "Mengapa engkau?" Abu Jahal menjawab, "Sesungguhnya antara aku dan dia terdapat parit api dan pemandangan yang sangat menakutkan serta banyak sayap." Abu Hurairah melanjutkan, bahwa lalu Rasulullah Saw. bersabda لَوْ دَنَا مِنِّي لَاخْتَطَفَتْهُ الْمَلَائِكَةُ عُضْوًا عُضْوًا» Seandainya dia mendekat kepadaku, niscaya malaikat akan mencabik-cabik tubuhnya anggota demi anggota. Perawi mengatakan bahwa lalu Allah menurunkan firman-Nya—apakah hal ini terdapat di dalam hadis Abu Hurairah ataukah tidak? saya tidak mengetahui—, yaitu Ketahuilah! Sesungguhnya manusia benar-benar melampaui batas. Al-'Alaq 6, hingga akhir surat. Imam Ahmad ibnu Hambal, Imam Muslim, Imam Nasai, dan Ibnu Abu Hatim telah meriwayatkannya melalui Mu'tamir ibnu Sulaiman dengan sanad yang sama Firman Allah Swt. {كَلا لَا تُطِعْهُ} sekali-kali jangan, janganlah kamu patuh kepadanya. Al-'Alaq 19 Yakni hai Muhammad, janganlah kamu patuh kepada orang itu yang melarang kamu melakukan rutinitas ibadahmu, melainkan teruskanlah salatmu menurut yang kamu sukai. Janganlah engkau pedulikan dia, karena sesungguhnya Allah-lah yang memeliharamu dan menolongmu, dan Dia akan memelihara kamu dari gangguan orang lain. {وَاسْجُدْ وَاقْتَرِبْ} dan sujudlah dan dekatkanlah dirimu kepada Tuhan. Al Alaq 19 Sebagaimana yang telah disebutkan di dalam hadis sahih yang ada pada Imam Muslim melalui jalur Abdullah ibnu Wahb, dari Amr ibnul Haris, dari Imarah ibnu Gazyah, dari Samiy, dari Abu Saleh, dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah Saw. telah bersabda أَقْرَبُ مَا يَكُونُ الْعَبْدُ مِنْ رَبِّهِ وَهُوَ سَاجِدٌ فَأَكْثِرُوا الدُّعَاءَ» Tempat yang paling dekat bagi seorang hamba kepada Tukannya ialah saat ia sedang sujud, maka perbanyaklah berdoa padanya. Dan dalam hadis terdahulu telah disebutkan pula bahwa Rasulullah Saw. melakukan sujud tilawah pada surat Insyiqaq dan Al-'Alaq.
Surahal-Alaq merupakan surah yang pertama kali diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad SAW. Didalam Surah ini terdapat banyak mutiara ilmu yang menakjubkan. Diantara faidah yang terdapat dalam surah ini adalah pentingnya membaca. Berikut ini akan dibahas tentang tafsir dari surah tersebut dengan ringkas, namun padat. اقرأباسم ربّك الّذي خلق .
MenurutIbnu Kathir, lafad وَالْقَلَمِ secara dzahir berarti "demi pena yang digunakan untuk menulis". Ini merupakan sumpah pertama dari Allah swt dalam al-Quran yang turun setelah al-'Alaq 1-5. (Ibn Kathir, Tafsir Al-Quranul Adzim, 293) Ar-Razi mengartikan Al-Qalam dalam dua aspek.
ofthe letter al-'Alaq verses 1-5 is that we are commanded to always learn to conduct an investigation into any one that we do not know, so we speak, evidence of the mercy of Allah. is that he has taught them through the Qur'an. Kata Kunci: Surah al-'Alaq, Urgensi Belajar, dan Tafsir Ibnu Katsir A. Pendahuluan Al-Qur'an merupakan firman
SuratAl-'Alaq تَفْسِيرُ سُورَةِ اقْرَأْ (Segumpal Darah) Makkiyah, 19 ayat, ayat 1-5 yang pertama kali diturunkan بِسْمِ اللَّهِ QS96:1-5 Tafsir Surat Al-'Alaq, ayat 1-5 اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّ اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ (1) خَلَقَ
1Hadis+at+taubah+ayat+105 2 Surat almaidah ayat 48 3 Surat almaidah48 4 dalil+kitab+injil 5 dalil+kitab+zabur 6 Qur'an+Surat+almaidah+ayat+148 7 Ad Dzariyat ayat 1 8 Injil 9 ali imran 10 Surat at Taubah ayat 105 11 Al Isra ayat 26-27 12 hadist+al-hujurat+ayat+12 13 zabur 14 YUNUS 15 unta 16 Nomor surat 17 Surat+al ikhlas 18 At taubah ayat 105
Berikutini surat Al Alaq ayat 1-5 dan terjemahan: اِقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِيْ خَلَقَۚ - ١. Arab-latin: Iqra` bismi rabbikallażī khalaq. Artinya
SuratAl-'Alaq - Tafsir Ibnu Katsir Terlengkap SURAT AL-'ALAQ تَفْسِيرُ سُورَةِ اقْرَأْ (Segumpal Darah) Makkiyah, 19 ayat, ayat 1-5 yang pertama kali dituru 70 Tafsir Surat Al-Ma'aarij Ayat 36-44 - Tafsir Ibnu Katsir Terlengkap
TerjemahSurat Al 'Alaq ayat 1-5 1. [1] Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan [2], 2. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah [3]. 3. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Mulia [4]. 4. Yang mengajar (manusia) dengan pena [5]. 5. Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya [6].
TafsirIbnu Katsir Tafsir Surat Al-Buruj, ayat 11-22 - Terjemah - Muqodimah: Alhamdulillahirobbil alamin, wa sholatu wa salamu 'ala Rosulillah shalallahu 'alaihi wassalam. Hallo pembaca Tafsir Ibnu Katsir Terjemah | Bisa di Copy Paste, Pada Postingan ini, kami akan menyajikan untuk antum makalah berjudul Tafsir Ibnu Katsir Tafsir Surat Al-Buruj, ayat 11-22 - Terjemah, Makalah ini telah kami
2 ٱلَّذِى خَلَقَ فَسَوَّىٰ allażī khalaqa fa sawwā yang menciptakan, dan menyempurnakan (penciptaan-Nya). Tafsir Surat Al-A'la Ayat-2 Allah telah menciptakan seluruh makhluk dan sungguh Allah telah menyempurnakan penciptaan-penciptaan-Nya. Sehingga dapat kita saksikan ciptaan-ciptaan Allah yang sungguh indah dan menakjubkan. Apabila kita memperhatikan penciptaan
TafsirSurat Al 'Alaq Ayat 1-7. Pada pembahasan yang lalu berbicara mengenai buah Tin dan Zaitun serta potensi yang dimiliki oleh manusia, selanjutnya Tafsir Surat Al 'Alaq Ayat 1-7 berbicara mengenai proses pengetahuan dan penciptaan manusia. Di awal pembahasan Tafsir Surat Al 'Alaq Ayat 1-7 Allah swt memerintahkan kepada manusia untuk
TafsirIbn Kathir: Surah al-Baqarah Vol. 1 Verses 1-185. Tafsir Ibn Kathir: Surah al-Baqarah Vol. 2 Verses 186-286. Tafsir Ibn Kathir: Surah al-Imran. Tafsir Ibn Kathir: Surah an-Nisa'. Tafsir Ibn Kathir: Surah al-Ma'idah. Tafsir Ibn Kathir: Surah al-An'am. Tafsir Ibn Kathir: Surah al-A'raf.
Suratini disebut pula Ummul Kitab menurut jumhur ulama —seperti yang dituturkan oleh Anas, Al-Hasan, dan Ibnu Sirin— karena mereka tidak suka menyebutnya dengan istilah Fatihatul Kitab. Al-Hasan dan Ibnu Sirin mengatakan."Sesungguhnya Ummul Kitab itu adalah Lauh Mahfuz." Al-Hasan mengatakan bahwa ayat-ayat yang muhkam adalah Ummul Kitab.
TafsirIbnu Katsir Tafsir Surat Alam Nasyrah, ayat 1-8 - October 27, 2015 أَلَمْ نَشْرَحْ لَكَ صَدْرَكَ (1) وَوَضَعْنَا عَنْكَ وِزْرَكَ (2) الَّذِي أَنْقَضَ ظَهْرَكَ (3) وَرَفَعْنَا لَكَ ذِكْرَكَ (4) فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا (5) إِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا (6) فَإِذَا فَرَغْتَ فَانْصَبْ (7) وَإِلَى رَبِّكَ فَارْغَبْ (8)
ImamAhmad mengatakan pula bahwa telah menceritakan kepada kami Sa'id ibnu Yazid dari Abu Nadrah dari Abu Sa'id Al-Khudri r.a. yang telah mengatakan, bahwa Rasulullah Saw. telah bersabda: Adapun ahli neraka yang menjadi penghuni tetapnya maka sesungguhnya mereka tidak mati di dalamnya dan tidak pula hidup.
1 Demi langit yang mempunyai gugusan bintang [1], 3. Demi yang menyaksikan [3] dan yang disaksikan [4]. 4. Binasalah orang-orang yang membuat parit [5], 5. Yang berapi (yang mempunyai) kayu bakar, 7. sedang mereka menyaksikan apa yang mereka perbuat terhadap orang-orang mukmin [6].
o0eib.